Ilmu yang mempelajari tentang benda-benda keruang angkasaan di langit dan bumi dalam galaksi.Benda-benda keruang angkasaan meliputi Matahari,bulan,bintang,planet,dll. Penciptaan langit dan bumi merupakan bagian ilmu agar manusia dapat berfikir tentang kekuasaan dan Kebesaran Sang Khaliq Allah SWT. Benda-benda di ruang angkasa begitu tertata dengan rapi dan sistematik sesuai dengan jalur peredarannya. Suatu hal yang menjadikan suatu keindahan jika seseorang memahami makna dari peredaran benda angkasa. Dalam agama Islam peredaran benda ruang angkasa disimbiosiskan dengan peristiwa thawaf pada pelaksanaan haji. Dimana para jemaah haji mengelilingi satu poros(pusat) yaitu ka’bah dengan rapi dan teratur, demikian pula dengan peredaran benda ruang angkasa berputar mengelilingi satu poros(pusat) yaitu Matahari. Oleh karena itu ilmu tentang keruang angkasaan berkaitan dengan ilmu agama.
Astronomi merupakan ilmu yang dijadikan sebagai acuan penentuan waktu dan arah. Kini, sangat berkembang mengenai asronomi islam yang menggabungkan unsur keilmuan sains dan agama. Astronomi merupakan bagian dari cabang ilmu sains dan bagian dari ilmu fisika dimana menjabarkan mengenai perhitungan-perhitungan peredaran benda ruang angkasa. Dalam aplikasi keilmuan ternyata astronomi dikembangkan dengan cara asimilasi dua ilmu, dimana ilmu sains dan islam. Dalam pengembangannya dimanfaatkan untuk menentukan waktu shalat, kalender hijriah,dan arah kiblat. Adapun cara menentukan waktu shalat dengan cara melihat posisi matahari ketika fajar,terbit,melintasi meridian,terbenam,dan senja selain mengacu terhadap ilmu astronomi direlevansikan juga dengan al-Qur’an dan hadits. Sedangkan penentuan kalender hijriah dengan cara rukyat (pengamatan hilal yaitu posisi bulan dan matahari) selain itu juga dengan cara hisab menggunakan metode perhitungan astronomi dan pembulatan. Dari dua pemanfaatan astronomi tak kalah penting juga dengan manfaat astronomi mengenai arah kiblat. Kini, merebak isu kiblat bergeser? Ternyata dalam ilmu astronomi menjawab tentang hal itu pada dasarnya kiblat umat islam yaitu ka’bah di Mekkah. Dalam hal ini Pakar astronomi islam Prof. Dr. Thomas Djamaluddin mengemukakan bahwa ada beberapa arah kiblat mesjid yang tidak lurus dengan kiblat yang sebenarnya dikarenakan biasanya masyarakat hanya memandang segi geometri bangunan masjid saya dan ada pula yang mengartikan arah kiblat itu barat. Pada hakikatnya arah kiblat itu bisa dihitung dengan menggunakan perhitungan astronomi. Karena kemajuan zaman saat ini bisa menggunakan media qiblatlocator di internet. Beda 2 derajat saja sudah menyimpang sepersekian jarak. Jadi, pemanfaatan ilmu astronomi sangat bermanfaat demi penentuan arah dan waktu khusunya bagi umat islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Isi sesuai minat yang Anda ekspresikan ttg tulisan ini